Selasa, 26 Agustus 2008

Jangan Sepelekan Sakit Maag


Keluhan nyeri atau pedih pada ulu hati acap kali diidentikkan dengan gejala khas sakit tukak lambung atau lebih terkenal dengan sakit maag. Jika rasa pedih hanya terjadi dikala lapar dan mereda sehabis makan, masih belum disebut sebagai sakit tukak lambung. Bisa saja rasa pedih timbul karena produksi asam lambung yang berlebihan. Bersendawa pun merupakan salah satu mekanisme pencernaan untuk mengurangi kembung secara refleks. Kembung bisa juga disebabkan menumpuknya gas di dalam perut serta tidak lancarnya proses gerakan usus yang mendorong udara tertumpuk untuk turun ke bawah dan keluar. Keluhan nyeri, mual, kembung, dan kawan-kawannya secara medis disebut sindrom atau kumpulan gejala dispepsia.

Rasa pedih di lambung sering diobati dengan pengobatan simtomatik yaitu menetralisir atau menghambat produksi berlebihan asam lambung dengan obat antasid untuk memperbaiki motilitas (sistim gerakan usus). Obat antasid bisa dibeli bebas di pasaran. Tetapi, bagaimana bila setelah dua minggu mengonsumsi obat tersebut ternyata sakitnya tak kunjung sembuh atau sembuh sebentar, maka pengobatannya harus ditangani dengan serius. Belakangan para ahli menemukan bahwa penyakit pencernaan yang demikian banyak terkait dengan bakteri Helicobacter pylori (H.pylori). Bakteri ini bisa bertahan hidup karena mempunyai kemampuan mengubah situasi lingkungan yang sesuai baginya. Kuman ini sekali waktu tertidur tetapi kala lingkungan hidupnya sedang menunjang (misalnya asam lambung meningkat), ia terbangun.

Apa itu Helicobacter pylori (H.pylori)
Koloni bakteri ini ditemukan oleh J.Robin Warren ahli patologi dan Barry.J.Marshall ahli klinis dari Australia setelah mempelajari hasil biopsi pada 100 pasien radang lambung dan tukak dua belas jari (borok lambung). Ternyata bakteri ini terdapat pada hampir semua pasien radang lambung, tukak dua belas jari atau borok lambung. Sehingga mitos penyebab tukak lambung dan usus dua belas jari yang dipercaya sebagai akibat stres dan pola hidup yang salah menjadi tumbang. Bakteri ganas ini menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan sangat sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik).

Lokasi infeksi H.pylori di bagian bawah lambung dan mengakibatkan peradangan hebat yang sering kali disertai dengan komplikasi pendarahan dan pembentukan lubang-lubang. Peradangan kronis pada bagian distal lambung meningkatkan produksi asam lambung dari bagian badan atas lambung yang tidak terinfeksi. Ini menambah perkembangan tukak (borok) lebih besar di usus dua belas jari. Pada beberapa individu, H.pylori juga menginfeksi bagian badan lambung. Bila kondisi ini sering terjadi, menghasilkan peradangan yang lebih luas yang tidak hanya mempengaruhi borok di daerah badan lambung tetapi juga kanker lambung. Kanker lambung merupakan penyebab kematian kedua di dunia.

Tindakan Pengobatan
Studi Marshall dan Warren menunjukkan bahwa penyakit tukak lambung itu dapat diatasi hanya bila bakteri dibasmi dari lambung dengan antibiotik. Pemberantasan kuman tidak hanya berhenti pada tingkat penyembuhan tetapi sampai ke tingkat eradikasi atau penyapuan bersih kuman dari tubuh.

Penggunaan antibiotik yang serampangan akan mengakibatkan masalah serius terkait dengan ketahanan tubuh. Karena itu diperlukan diagnosis yang tepat untuk memastikan bahwa penyebabnya adalah bakteri H.pylori. Uji antibodi dapat dipakai untuk mendiagnosis infeksi H.pylori, yaitu melalui pengindentifikasian organisme pada biopsi jaringan yang diambil selama endoskopi, atau melalui uji napas noninvasif yang mengidentifikasi produksi enzim oleh bakteri dalam lambung.

Permasalahannya untuk mendapatkan diagnosis yang benar dan tepat ini tidak semua penderita mampu membiayainya. Biaya endoskopi dan faktor penunjang lainnya memerlukan perawatan dan biaya besar. Pengobatan dini sakit lambung untuk mencegah ke tahapan kronis tidak mudah dipahami oleh masyarakat awam. Adanya ancaman bakteri H.pylori sebagai pencetus kanker lambung hanya bisa dipahami oleh kalangan profesional.

Harapan kita, semoga pemerintah mau memberikan pelayanan kesehatan yang dapat di akses dengan mudah dan terjangkau oleh masyarakat umum. Jangan sampai hanya kalangan mampu saja yang bisa lolos dari cengkraman Helicobacter pylori, sementara kalangan kurang mampu hanya pasrah. Konon, obatnya sendiri terjangkau, tetapi proses mendapatkan diagnosisnya yang perlu waktu dan biaya yang wah.


Ida Marlinda, dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: