Selasa, 26 Agustus 2008

Menyibak Kontroversi Imunisasi MMR dan Autis

Beberapa waktu belakangan ini kasus penderita autisme tampaknya semakin meningkat pesat. Autisme menjadi seperti epidemi ke berbagai belahan dunia. Di beberapa negara, angka kejadian penderita autisme mengalami peningkatan yang cukup tajam. Keadaan tersebut cukup mencemaskan mengingat sampai saat ini penyebab autisme multifaktorial, masih misterius dan sering menjadi bahan perdebatan diantara para klinisi. Kabar terbaru menghembuskan kontroversi mengenai hubungan Autis dengan imunisasi MMR (Mumps, Measles, Rubella).

Istilah autisme sendiri adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Sedangkan imunisasi MMR adalah imunisasi kombinasi untuk mencegah penyakit Campak, Campak Jerman dan Penyakit Gondong. Pemberian vaksin MMR biasanya diberikan pada usia anak 16 bulan.

Pro-Kontra Imunisasi MMR
Secara laboratoris klinis, vaksin MMR adalah gabungan vaksin hidup yang dilemahkan. Semula vaksin ini ditemukan secara terpisah, tetapi dalam beberapa tahun kemudian digabung menjadi vaksin kombinasi. Kombinasi tersebut terdiri dari virus hidup Campak galur Edmonton atau Schwarz yang telah dilemahkan, Komponen antigen Rubella dari virus hidup Wistar RA 27/3 yang dilemahkan dan antigen gondongen dari virus hidup galur Jerry Lynn atau Urabe AM-9.

Namun demikian, pemberian imunisasi MMR kepada anak-anak bukannya tanpa penolakan. Sikap para ahli dalam memberikan penilaian terhadap hubungan antara imunisasi MMR dengan autisme menimbulkan polemik dan keraguan dikalangan masyarakat awam.

Beberapa penelitian dan kesaksian mengungkapkan autisme mungkin berhubungan dengan imunisasi MMR. Reaksi imunisasi MMR secara umum ringan, secara klinis yang pernah dilaporkan meliputi kekakuan leher, iritabilitas hebat, kejang, gangguan kesadaran, serangan ketakutan yang tidak beralasan dan tidak dapat dijelaskan, defisit motorik/sensorik, gangguan penglihatan, defisit visual atau bicara yang serupa dengan gejala pada anak autis.

Jeane Smith seorang warga negara Amerika bersaksi didepan kongres Amerika : kelainan autisme dinegeri ini sudah menjadi epidemi, dia dan banyak orang tua anak penderita autisme percaya bahwa anak mereka yang terkena autisme disebabkan oleh reaksi dari vaksinasi. Beberapa orang tua penderita autisme di Indonesiapun berkesaksian bahwa anaknya terkena autisme setelah diberi imunisasi

Sedangkan penelitian yang mengungkapkan bahwa MMR tidak mengakibatkan autisme lebih banyak lagi dan lebih sistematis. Brent Taylor, melakukan penelitian epidemiologic dengan menilai 498 anak dengan autisme. Didapatkan kesimpulan terjadi kenaikkan tajam penderita autisme pada tahun 1979, namun tidak ada peningkatan kasus autisme pada tahun 1988 saat MMR mulai digunakan. Didapatkan kesimpulan bahwa kelompok anak yang tidak mendapatkan MMR juga terdapat kenaikkan kasus autisme yang sama dengan kelompok yang di imunisasi MMR.

Dales dkk seperti yang dikutip dari JAMA (Journal of the American Medical Association) 2001, mengamati anak yang lahir tahun 1980 hingga 1994 di California, sejak tahun 1979 diberikan imunisasi MMR. Menyimpulkan bahwa kenaikkan angka kasus autisme di California, tidak berkaitan dengan mulainya pemberian MMR.

Keamanan imunisasi MMR sudah terbukti dengan adanya rekomendasi dari badan kesehatan dunia (WHO) pada bulan Januari 2001 menyatakan mendukung penggunaan imunisasi MMR dengan didasarkan kajian tentang keamanan dan efikasinya.

Lebih lanjut, beberapa institusi dan organisasi kesehatan bergengsi di Inggris dengan pemerintahan Inggris mengeluarkan pernyataan bersama yaitu MMR adalah vaksin yang sangat efektif dengan laporan keamanan yang sangat baik. Secara ilmiah aman dan efektif untuk melindungi anak dari penyakit. Pernyataan itu merekomendasikan untuk memberikan MMR terhadap anak dan tanpa menimbulkan resiko.

Bagaimana hendaknya bersikap ?
Masyarakat awam harus cermat, teliti, dan berpikiran lebih jernih dalam menanggapi kontroversi antara imunisasi MMR dengan autisme. Secara umum penderita autisme sudah mempunyai kelainan genetik (bawaan) dan biologis sejak awal. Hal ini dibuktikan bahwa genetik tertentu sudah dapat diidentifikasi dan penelitian terdapat kelainan otak sebelum dilakukan imunisasi.

Kelainan autisme ini bisa dipicu oleh berbagai macam seperti alergi makanan, logam berat, imunisasi dan sebagainya. Sangatlah bijaksana untuk lebih waspada bila seorang anak sudah mulai tampak ditemukan penyimpangan perkembangan atau perilaku sejak dini.

Memang sebaiknya untuk mendapatkan imunisasi MMR harus berkonsultasi lebih jelas dahulu dengan dokter anak. Bila seorang anak sudah dicurigai ditemukan bakat kelainan autisme sejak dini atau beresiko terjadi autis, mungkin bisa saja menunda dahulu imunisasi MMR sebelum dipastikan diagnosis autisme dapat disingkirkan.

Tetapi bila seorang anak sehat, tidak beresiko atau tidak menunjukkan tanda dini gejala autisme maka tidak perlu khawatir untuk mendapatkan imunisasi MMR.

Rini Kusuma Wardhani
Sumber:
klik disini dan
klik disini


Tidak ada komentar: